Profil



* Na m a : UJANG MASHUR, SH, MH.

Informasi Kontak

* Email : u_mashur@yahoo.com
* Nomor ponsel: 081324676667
* Nomor kantor : (0234) 275248
* Alamat Kantor: Jl. Jend. Sudirman no. 205 Indramayu

Pendidikan

* SDN IV Sutawangi
* SMPN I Jatiwangi
* SMAN Jatiwangi
* FH UII Yogyakarta
* Notariat UGM Yogyakarta
* Magister Hukum Iblam Jakarta


Pelatihan

* Aspek Legal Bank Syariah
* Teknik Pembuatan Akta Koperasi



Pekerjaan

* Notaris - PPAT Indramayu


Pekerjaan di mata saya


Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari susah dan sedih, lemah dan malas, takut dan kikir, serta tertekan hutang dan penindasan orang lain”. (HR. Bukhari)


Bekerja akan membawa kita pada posisi terhormat dan bernilai, baik di mata Allah SWT maupun di masyarakat, karena itu bekerja adalah tugas mulia dan bernilai ibadah.

Dengan bekerja kita akan mendapat pahala sebagaimana orang beribadah, apalagi jika kerja keras kita diniatkan untuk menghidupi diri, keluarga dan orang lain, Allah SWT memandang pekerja keras (dalam ridha Allah) lebih utama daripada orang yang hanya berdo'a saja tanpa mau bekerja dan berusaha.

Fokus utama dalam bekerja bukanlah uang semata, karena jika uang yang menjadi tujuan kerja kita maka akal sehat akan terkalahkan oleh hawa nafsu, akhirnya uang akan menguasai kita, uang mempengaruhi nalar kita, uang akan menjadi Tuhan kita dan hanya ada satu aturan dari "Tuhan Uang" bahwa semua cara dihalalkan, naudzubillah min dzalik.

Konsep Rezeki

Rasulullah saw bersabda, : Jikalau kamu bertawakal kepada Allah dengan sebenar- benarnya, pastilah Dia mengurniakan rezeki kepadamu, sebagaimana Dia memberi rezeki kepada burung-burung yang kosong temboloknya waktu pagi dan penuh berisi waktu petang.

Diriwayatkan pula bahwa Rasulullah s.a.w pernah bersabda kepada seorang pengemis: Ambillah ini (rezeki) untukmu. Jikalau engkau tidak datang pun ia akan datang kepadamu.


Bahwa rezeki itu dari Allah dan sudah diatur sedemikian rupa oleh Allah SWT, oleh karena itu rezeki menurut pandangan saya adalah sepenuhnya menjadi Hak Prerogatif Allah yang tidak bisa di ganggu gugat.

Keyakinan yang demikian perlu ditanamkan dalam hati dan disuburkan. Karena, tanpa keyakinan yang demikian merupakan puncak terjadinya segala keburukan, penyelewengan, penipuan, penindasan dan sebagainya di kalangan masyarakat. Diantara hikmah dari ketetapan pembagian rezeki itu adalah untuk kebahagiaan dan kesejahteraa manusia sendiri dalam menjalani hidup di dunia ini. Sebab, sekiranya rezeki bertambah apabila dicari, manusia akan menjadi tamak, lalai, berlomba-lomba memburu rezeki, lupa daratan dan hati sering dihantui kecemasan. Sebaliknya, apabila rezeki tidak diusahakan, orang akan menyesal lalu mengutuk diri sendiri atau terus berputus asa karena kemiskinan. Allah SWT berfirman, artinya: Supaya kamu tidak berdukacita (berputus asa) terhadap apa yang diluputkan dari kamu dan tidak terlalu gembira (takabbur) terhadap apa yang dikaruniakan kepada kamu. (al-Hadid : 23)


so ....tenang-tenang sajalah Allah lebih mengetahui kebutuhan kita dibanding diri kita sendiri tapi jangan pula kita meninggalkan ikhtiar dengan selalu bekerja keras, karena Rasulullah SAW (Salam sejahtera untuk Beliau) lebih mencintai tangan yang kasar akibat bekerja keras, bahkan dalam satu riwayat diceritakan bahwa Rasulullah pernah mencium tangan kasar seorang pekerja keras sambil berkata inilah tangan yang dicintai oleh Allah.

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More